Software ini sudah lama beredar di
Indonesia. Namun demikian, baru segelintir perusahaan atau institusi
yang mengetahui manfaatnya.
Matahari sudah naik ke peraduan.
Ini hari ketiga Shanti, karyawan personalia di sebuah hotel berbintang
di Solo, berkutat memeriksa dokumen ujian seleksi karyawan baru.
Hotelnya membutuhkan 100 karyawan baru dan peserta yang mengikuti ujian
berjumlah 850 orang. Jika hotel tempat Shanti bekerja menggunakan
teknologi berbasis OMR untuk ujian saringan karyawan, tentu Shanti
tidak perlu lembur selama itu.
OMR singkatan dari Optical Mark
Recognition adalah sebuah perangkat lunak (software) yang memroses data
melalui pantulan cahaya dengan menggunakan alat pemindai (scanner).
Sebutlah siswa Ujian Akhir Nasional atau peminat Ujian Calon Pegawai
Negeri Sipil, merekalah salah satu pengguna software ini. Teknologi ini
sebenarnya sudah usang, namun banyak perusahaan yang belum tahu
manfaatnya.
OMR
mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1990-an. Di tahun itu,
Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional alias Ebtanas di SMP dan SMA
mulai memakai sistem ini. Mengingat lembar jawabannya kertas A4 yang
bertekstur tebal dan agak kaku, maka tidak boleh lecek, terlipat,
apalagi basah. Tangan yang memegangnya pun harus tetap kering dari
keringat.
Dilihat dari sejarahnya, OMR berangkat dari teknologi untuk kaum tunanetra.
IBM, Scantron, dan Chatsworth Data Corporation adalah pemain
internasional yang telah lama mengembangkan teknologi berbasis OMR.
Sekarang, OMR dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain
proses penelitian, survei komunitas, survei konsumen,
ujian/assessments, evaluasi, pengumpulan data, evaluasi produk,
penghitungan inventori, formulir pendaftaran, undian, pemetaan (contoh:
kode pos), mengoreksi ujian sekolah, ujian masuk perguruan tinggi, tes
seleksi CPNS, psikotes, tes seleksi rekrutmen perusahaan, kuesioner
kepuasan pelanggan atas produk dan jasa, serta survei statistik.
Dokumen lembar jawaban komputer (LJK) cukup ditumpuk pada alat
pemindai, lalu software akan memerintah alat pemindai sehingga LJK akan
dipindai satu persatu untuk dibaca datanya.
Mahalnya teknologi OMR mencetuskan
penelitian untuk membuat sistem pemindaian LJK berbiaya rendah.
Tujuannya, agar lebih banyak lagi yang bisa menggunakan teknologi
berbasis OMR di Indonesia. Hari ini, OMR berkembang signifikan di
Indonesia berkat penelitian-penelitian yang dilakukan. Salah satu
penggagas penelitian ini pada tahun 2002 adalah Iping Supriana dan Arif
Rahmat yang keduanya adalah peneliti dari Institut Teknologi Bandung.
Merek software berbasis OMR-pun bertumbuh. Sebut saja pemain lokal
berbasis OMR, yaitu Digital Mark Reader (DMR), dan beberapa merek mark
reader lainnya yang tumbuh mengikuti permintaan pasar.
Menurut Feri Santosa, Direktur PT
Prisma Teknologi Indonesia, distributor utama DMR, sistem OMR untuk
perekrutan selama ini sudah jamak dilakukan di Indonesia. “Perekrutan
CPNS sudah menggunakan teknologi OMR sejak 2004,” kata Feri. Pada
perkembangannya, sektor swasta pun tertarik menggunakan teknologi
berbasis OMR sebagai bagian dari proses rekrutmen mereka. “Awal 2007,
TransCorp mengadakan perekrutan dengan jumlah pelamar 100.000 orang.
Mereka memakai DMR President dengan kecepatan 7.000 lembar per jam,”
ujar Feri.
Sementara itu, salah satu staf
penyedia software mark reader diwakili oleh Taufik, Soft &
Multimedia Project Manager-nya mengatakan, kebutuhan teknologi berbasis
OMR kali pertama datang dari sektor pendidikan. “Tahun 2007 Departemen
Pendidikan Nasional memesan software kami,” kata Taufik. “Sekarang
sudah banyak perusahaan yang memakai sistem ini sebagai bagian dari
proses rekrutmen. Biasanya bila pelamar di atas 500 orang, sistem ini
bisa dipakai untuk efisiensi,” imbuhnya.
Perusahaan atau lembaga yang
mengutamakan kecepatan, efisiensi, dan program-program yang dibutuhkan
perusahaan seperti psikotest, input data, assesment, survei produk,
survei konsumen, penilaian kerja karyawan 360o (penilaian
karyawan dalam sebuah perusahaan oleh sesama karyawan di dalamnya-red),
prepost training, dan survei kepuasan kerja karyawan, bisa menggunakan
sistem berbasis OMR ini. Keuntungannya? Cepat dan akurat.
“Kekurangannya adalah, ada jumlah maksimum batas pemindaian pada
perangkat kerasnya,”.
Apa saja yang harus dilakukan jika
perusahaan Anda mau menggunakan sistem ini untuk perekrutan,
psikotest, atau kegiatan survei?
“Pertama, lakukan riset vendor
OMR lewat Internet. Kedua, carilah vendor yang berpengalaman di bidang
ini. Ketiga, perhatikan sisi after sales support dari vendor tersebut.
Keempat, pastikan support after sales berkualitas seperti memiliki
service center, garansi minimal 1 tahun untuk software, dan pastikan
konsultan di vendor tersebut mudah dihubungi,”. Bukan hanya sekadar
jual barang, tapi cari vendor OMR yang berfungsi sebagai konsultan.
Mengutip Arif Rahmat, pengembang
DMR, minimnya komputer yang tersedia membuat teknologi berbasis OMR
masih sangat dibutuhkan saat ini. Puluhan tahun mendatang, di mana
komputer diprediksi akan semurah harga jam tangan, maka penyelenggaraan
ujian menggunakan kertas akan sulit ditemukan. Jangan heran bila
perkembangan teknologi berbasis OMR diprediksi akan meningkat
signifikan dan menyesuaikan dengan pesatnya teknologi dunia. Bukan tak
mustahil, penggunaanya pun akan merangsek ke segala sektor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar